Menurut medis, seorang anak mengalami kelambatan dalam belajar disebabkan karena tidak seimbangnya gizi atau kelainan genetik pada anak tersebut, sedangkan menurut psikolog kelambatan belajar disebabkan karena kurang perhatian dari keluarga dan orang tua. Padahal ketika zaman Rasulullah, apa yang menjadi asupan gizi pada waktu itu? Apa gizi yang di konsumsi lebih baik dari sekarang. Apakah pendidikan dan perhatian orang pada zaman dahulu lebih baik dari pada sekarang? Faktanya: semenjak Rasul Muhammad SAW menerima wahyu, banyak yang menjadi hufadz (penghapal al Quran).
Artinya, jika dilihat dari kasap mata, analisa medis dan psikolog tak sepenuhnya benar, meskipun dua analisa di atas merupakan analisa paling ilmiah.
Sekarang perhatikan Firman Allah berikut:
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah ujian (bagimu) , dan di sisi Allah pahala yang besar".
At Taghaabun: 15.
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)".
Asy Syuraa: 30
"Sesungguhnya Allah tidak menganiaya manusia sedikitpun, akan tetapi manusia jualah yang menganiaya diri mereka sendiri".
Yunus: 44
Rangkuman dari ketiga ayat tersebut adalah:
Anak adalah anugerah dari Allah kepada kedua orang tuanya sekaligus sebagai ujian. Dan apabila ujian dalam mengasuh anak begitu berat padahal gizi sudah terpenuhi, diperiksa sehat dan normal, perhatian dan kasih sayang cukup, itu tanda ada kesalahan dari orang tua menurut Allah yang mungkin tidak disadari. Yang perlu di ingat adalah, Allah tidak akan menganiaya hambanya, melainkan hamba itu sendiri yang menganiaya diri sendiri.
Pertanyaanya, apa kesalahan orang tua sehingga Allah memberikan ujian yang berat??
Jawabannya ada di kehidupan sehari-hari Rasulullah.
Informasi lebih lanjut, silakan WA ke 085 7276 0 7176 (Fadil)
Kontributor :
Fadil
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan
Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah Bayan
0 komentar:
Posting Komentar